Abstrak
Kemiskinan di Indonesia merupakan
masalah yang besar meskipun dalam beberapa tahun terakhir angka resmi
menunjukkan tren yang menurun sedikit demi sedikit.
Dikarenakan daerah pedesaan yang padat di Jawa, Bali, Lombok, dan Kalimantan, kemiskinan dapat diklasifikasikan ke dalam kemiskinan pedesaan dan perkotaan. Kemiskinan perkotaan lazim tidak hanya di Jabodetabek, tetapi juga di Medan dan Surabaya.
Dikarenakan daerah pedesaan yang padat di Jawa, Bali, Lombok, dan Kalimantan, kemiskinan dapat diklasifikasikan ke dalam kemiskinan pedesaan dan perkotaan. Kemiskinan perkotaan lazim tidak hanya di Jabodetabek, tetapi juga di Medan dan Surabaya.
Sebagai
kepulauan yang luas, karakteristik dan implikasi kemiskinan sangat bervariasi
dari pulau ke pulau dan budaya ke budaya. Papua memiliki masalah kemiskinan yang
serius tersendiri karena isolasi ekonomi, budaya, bahasa dan fisik yang
membedakannya dari wilayah lain di Indonesia.
Kata Kunci : Kemiskinan, Indonesia, Kepulauan, Wilayah
Pendahuluan
Berdasarkan laporan dari Bank Pembangunan Asia (ADB),
penduduk nasional Indonesia pada tahun 2015 berjumlah 255,46 juta jiwa, 11,2%
di antaranya hidup di bawah garis kemiskinan nasional.
Garis kemiskinan nasional Indonesia ditetapkan pada rata-rata
pengeluaran Rp302.735 per kapita per bulan - sekitar Rp10.000 per hari. Ada juga perbedaan pada awal
2014, di mana 13,8% dari penduduk pedesaan tergolong miskin sementara penduduk
perkotaan terdiri dari 8,2%. Ini berasal dari pekerjaan produktivitas
rendah yang tersedia di negara sektor pertanian dan jasa low-end.
Pembahasan
Perkembangan
Ekonomi Makro Regional Kalimantan Selatan :
1.
Sektor Pertanian
Sektor pertanian pada triwulan
IV-2015 tumbuh terkontraksi sebesar -0,90% (yoy), lebih
rendah dari triwulan sebelumnya (3,06%
8, yoy).Kontraksi yang terjadi pada pertumbuhan
sektor pertanian pada triwulan laporan utamanya disebabkan oleh turunnya produksi padi dan
karet. Meski luas tanam pada triwulan sebelumnya tercatat lebih besar dari tahun-tahun
sebelumnya, sejalan dengan dampak
comparative advantageEl Nino terhadap luas tanam.
2. Sektor Industri Pengolahan
Peningkatan pertumbuhan
sektor industri pengolahan pada triwulan laporan didorong oleh pertumbuhan
subsektor industri makanan dan minuman (kelapa sawit) subsektor subsektor
industri mineral nonlogam (semen).
3. Sektor Perdagangan, Hotel
dan Restaurant
Melemahnya sektor PHR bersumber
dari penurunan perdagangan besar dan ecaran, reparasi mobil dan sepeda motor
maupun penyediaan akomodasi dan makan minum. Perlambatan aktivitas perdagangan
ditandai dengan melambatnya pertumbuhan volume total bongkar dan muat
4. Sektor Transportasi dan
Komunikasi.
Impor daerah akan bahan
kebutuhan pokok pada triwulan laporan tercatat tumbuh membaik dan
produksi TBS serta ekspor CPO meningkat. Dengan demikian arus pengangkutan
darat meningkat. Sementara itu arus pengangkutan sungai danau dan penyeberangan
serta udara terindikasi melambat sejalan dengan masih melambatnya sektor
pertambangan.
Kemiskinan adalah keadaan dimana
terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan , pakaian
, tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas
hidup. Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan
dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan
kehormatan yang layak sebagai warga negara.
Bertambahnya tingkat
kemiskinan di Kalsel terkait dengan masalah-masalah yang menimpaekonomi secara
nasional. Persoalan kemiskinan bukannya sekedar berapa jumlah dan persentase
penduduk miskin, dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman
dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk
miskin, kebijakan kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat
kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.
Tingkat kemiskinan Provinsi
Kalimantan Selatan keadaan Maret 2016 sebesar 4,85%.
Angka ini mengalami sedikit kenaikan yaitu sebesar 0,13 poin dibandingkan
keadaan September 2015 yang sebesar 4,72%. Tingkat kemiskinan di daerah
perkotaan keadaan Maret 2016 sebesar 3,48% , mengalami
penurunan sebesar 0,79 poin dibandingkan dengan September 2015 yang
sebesar 4,27%. Sedangkan diperdesaan keadaan Maret 2016 sebesar
5,89%, mengalami kenaikan sebesar 0,83 poin, dibandingkan September
2015 sebesar 5,06%.
Secara absolut,
jumlah penduduk miskin di Kalimantan Selatan keadaan Maret 2016
sebanyak 195,70ribu orang. Sedangkan pada September 2015, jumlah penduduk
miskin di Kalimantan Selatan sebanyak 189,16ribu orang. Selama
satu semester terjadi penambahan jumlah penduduk miskin di
Kalimantan Selatan sebanyak 6,54 ribu orang. Penduduk miskin di daerah
perkotaan berkurang 11,7 ribu orang sedangkan di daerah perdesaan,
penduduk miskin bertambah sebanyak 18,2 ribu orang.
Penyebab
kemiskinan di Kalimantan Selatan
1. Inflasi di daerah
perkotaan lebih rendah dari daerah perdesaan. Inflasi perkotaan sebesar
0,14 sedangkan di perdesaan 0,42. Pada Maret 2016
terjadi inflasi di daerah pedesaan. Kalimantan Selatan sebesar 0,42%.
2. Perlambatan kinerja
ekonomi Kalimantan Selatan. Pertumbuhan ekonomi
pada triwulan IV 2015 sebesar 4,14 sedangkan pada
triwulan I 2016 sebesar 3,97. Perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut terutama
dari sektor pertambangan batubara, dan komoditi unggulan
seperti sawit dan karet.
Dampak
kemiskinan bagi masyarakat di Kalimantan Selatan
1. Berkurangnya rasa
nasionalisme terhadap suatu Negara
2. Banyak terjadinya tindak
kejahatan di mana mana
3.
Harga diri suatu Negara
yang jatuh dimata dunia dan akan diremehkan
4. Semakin tidak terurusnya
generasi muda oleh orang tua dan terlepas begitu saja dari pendidikan dan pengawasan
orang tua
5. Hilangnya rasa kegotong
royongan dan saling membantu
6. Timbul banyak nya penyakit
di mana mana baik itu penyakit menular sex ataupun penyakin yang di sebabkan
karena tempat yang kumuh
7. Semakin drastis
berkurangnya belajar agama atau keyakinan pada Tuhan
Kesimpulan
Kemiskinan adalah keadaan dimana
terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan , pakaian
, tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas
hidup.
Daftar
Pustaka
Ridhanie, Azhar. 2012. Kinerja
Pemerintah Daerah Propinsi Kalimantan Selatan Terhadap Kualitas Pembangunan
Manusia. Vol 1. Edisi 2.http://download.portalgaruda.org/article.php?article=166309&val=6065&title=KINERJA%20PEMERINTAH%20DAERAH%20PROPINSI%20KALIMANTAN%20SELATAN%20TERHADAP%20KUALITAS%20PEMBANGUNAN%20MANUSIA. (Diakses pada 15 April
2017).
(Anonim). 2016. Kajian ekonomi dan
keuangan regional kalimantan selatan.http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajianekonomiregional/kalsel/Contents/Kajian%20Ekonomi%20dan%20Keuangan%20Regional%20Provinsi%20Kalimantan%20Selatan%20Triwulan%20IV-2015.pdf. (Diakses pada 15 April
2017)
(Anonim). 2016. Kondisi Kemiskinan
di Kalimantan Selatan Maret 2016 Jumlah Penduduk Miskin 195,70 ribu Orang.
Nomor : 039/07/63/Th.XX.https://banjarbarukota.bps.go.id/website/brs_ind/brsInd-20160728063248.pdf. (Diakses pada 15 April
2017).
Nurhadijah. 2015. Makalah Geografi
Sosial Tema Kemiskinan Di Kalimantan Selatan. http://perkuliahan-nurhadijah.blogspot.co.id/2015/06/makalah-geografi-sosial-tema-kemiskinan.html. (Diakses pada 15 April
2017).
KP. 2016. Jumlah Penduduk Miskin
Kalsel Meningkat.http://www.kalimantanpost.com/jumlah-penduduk-miskin-kalsel-meningkat/. (Diakses pada 15 April
2017).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.