Investasi merupakan kegiatan yang
sering dilakukan oleh setiap pengusaha. Namun tidak semua investor mengetahui
cara memilih investasi yang baik. Salah satu cara untuk memilih investasi yang
baik yaitu dengan perhitungan rasio. Dalam penelitian ini penulis berusaha
memberi contoh bagaimana cara menghitung dan menganalisis kinerja keuangan
suatu perusahaan dengan menggunakan rasio. Penulis menganalisis kinerja
keuangan perusahaan tersebut dengan dua analisis, yaitu dengan analisis kredit
dan analisis profitabilitas yang terbagi lagi menjadi rasio-rasio yang dapat
dikaitkan satu dengan yang lain. Penulis juga berharap perusahaan mampu
mengendalikan beban operasi, harga pokok penjualan, beban pajak, perputaran
persediaan dan terus mempertahankan kondisi penjualan dengan piutang yang
rendah agar kinerja keuangan perusahaan dapat meningkat di masa mendatang.
PENDAHULUAN
Berdasarkan teori ekonomi, investasi
berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi
digunakan untuk produksi yang akan datang(barang produksi). Contohnya membangun
rel kereta api atau pabrik. Investasi adalah suatu komponen dari PDB dengan
rumus PDB = C + I + G + (X-M). Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada
investasi non-residential (seperti pabrik dan mesin) dan investasi residential
(rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga,
dilihat dengan kaitannya I= (Y,i). Suatu pertambahan pada pendapatan akan
mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih tinggi
akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal
dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih
untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan
suatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk
mendapatkan bunga.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu investasi ?
2. Apa tujuan investasi jangka panjang ?
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi investasi ?
4. Apa saja jenis-jenis investasi ?
PEMBAHASAN
1. Pengertian Investasi
Menurut Sunariyah
(2003:4): “Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang
dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan
keuntungan di masa-masa yang akan datang.” Dewasa ini banyak negara-negara yang
melakukan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan investasi baik
domestik ataupun modal asing. Hal ini dilakukan oleh pemerintah sebab kegiatan
investasi akan mendorong pula kegiatan ekonomi suatu negara, penyerapan tenaga
kerja, peningkatan output yang dihasilkan, penghematan devisa atau bahkan
penambahan devisa.
2. Tujuan Investasi jangka panjang
a. Untuk memperoleh pendapatan tetap
(obligasi/saham preferen)
b. Untuk mengendalikan/ mengawasi
perusahaan lain yang sejenis (saham).
c. untuk menguasai perusahaan lain
sehingga pengadaan bahan baku terjamin (saham).
d. Untuk menguasai perusahaan lain
sehingga pasar hasil produksinya terjamin.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
investasi
Menurut
Lestari , 2014. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat investasi adalah
sebagai berikut.
a.
Pengaruh Nilai Tukar
Perubahan
nilai tukar dengan investasi bersifat uncertainty (tidak pasti).
Shikawa (1994), mengatakan pengaruh tingkat kurs yang berubah pada investasi
dapat langsung lewat beberapa saluran, perubahan kurs tersebut akan berpengaruh
pada dua saluran, sisi permintaan dan sisi penawaran domestik. sehingga
didapatkan kenyataan nilai tukar mata uang domestik akan mendorong ekspansi
investasi pada barang-barang perdagangan tersebut.
b.
Pengaruh Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku
bunga mempunyai pengaruh yang signifikan pada dorongan untuk berinvestasi. Pada
kegiatan produksi, pengolahan barang-barang modal atau bahan baku produksi
memerlukan modal (input) lain untuk menghasilkan output / barang final.
c.
Pengaruh Tingkat Inflasi
Tingkat
inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi hal ini disebabkan karena
tingkat inflasi yang tinggi akan meningkatkan resiko proyek-proyek investasi
dan dalam jangka panjang inflasi yang tinggi dapat mengurangi rata-rata masa jatuh
pinjam modal serta menimbulkan distrosi informasi tentang harga-harga relatif.
Menurut Greene dan Pillanueva, tingkat inflasi yang tinggi sering
dinyatakan sebagai ukuran ketidakstabilan roda ekonomi makro dan suatu
ketidakmampuan pemerintah dalam mengendalikan kebijakan ekonomi makro. Dengan
demikian tingkat inflasi domestik juga berpengaruh pada investasi secara tidak
langsung melalui pengaruhnya pada tingkat bunga domestik.
d.
Pengaruh Infrastruktur
Banyak
negara di dunia, mengundang investor guna berpartisipasi menanamkan modalnya di
sektor-sektor infrastruktur, seperti jalan tol, sumber energi listrik, sumber
daya air, pelabuhan, dan lain-lain. Partisipasi tersebut dapat berupa
pembiayaan dalam mata uang rupiah atau mata uang asing. Pembangunan kembali
infrastruktur tampaknya menjadi satu alternatif pilihan yang dapat diambil oleh
pemerintah dalam rangka menanggulangi krisis, Dengan infrastruktur yang
memadai, efisiensi yang dicapai oleh dunia usaha akan makin besar dan investasi
yang didapat semakin meningkat.
e.
Pengeluaran pemerintah
Pengeluaran
pemerintah disini adalah meliputi semua pembelian barang dan jasa yang
dilakukan oleh pemerintah daerah. Pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi
yang memiliki tujuan untuk mendukung kegiatan roda perekonomian agar berjalan
lebih baik dan bersemangat. Peran pemerintah seperti dikemukakan oleh Keynes
sering kali diperlukan untuk mendorong pertumbuhan perekonomian.
4. Jenis-jenis Investasi
Menurut
Senduk (2004:24) bahwa produk-produk investasi yang tersedia di pasaran antara
lain:
1.
Tabungan di bank
Dengan
menyimpan uang di tabungan, maka akan mendapatkan suku bunga tertentu yang
besarnya mengikuti kebijakan bank bersangkutan. Produk tabungan biasanya
memperbolehkan kita mengambil uang kapanpun yang kita inginkan.
2.
Deposito di bank
Produk
deposito hampir sama dengan produk tabungan. Bedanya, dalam deposito tidak
dapat mengambil uang kapanpun yang diinginkan, kecuali apabila uang tersebut
sudah menginap di bank selama jangka waktu tertentu (tersedia pilihan antara
satu, tiga, enam, dua belas, sampai dua puluh empat bulan, tetapi ada juga yang
harian). Suku bunga deposito biasanya lebih tinggi daripada suku bunga
tabungan. Selama deposito kita belum jatuh tempo, uang tersebut tidak akan
terpengaruh pada naik turunnya suku bunga di bank.
3.
Saham
Saham adalah
kepemilikan atas sebuah perusahaan tersebut. Dengan membeli saham, berarti
membeli sebagian perusahaan tersebut. Apabila perusahaan tersebut mengalami
keuntungan, maka pemegang saham biasanya akan mendapatkan sebagian keuntungan
yang disebut deviden. Saham juga bisa dijual kepada pihak lain, baik dengan
harga yang lebih tinggi yang selisih harganya disebut capital
gain maupun lebih rendah daripada kita membelinya yang selisih harganya
disebut capital loss. Jadi, keuntungan yang bisa didapat dari saham ada dua
yaitu deviden dan capital gain.
4.
Properti
Investasi
dalam properti berarti investasi dalam bentuk tanah atau rumah.
Keuntungan yang bisa didapat dari properti ada dua yaitu :
Keuntungan yang bisa didapat dari properti ada dua yaitu :
·
Menyewakan
properti tersebut ke pihak lain sehingga mendapatkan uang sewa.
·
Menjual
properti tersebut dengan harga yang lebih tinggi.
5.
Barang-barang koleksi
Contoh
barang-barang koleksi adalah perangko, lukisan, barang antik, dan lain-lain.
Keuntungan yang didapat dari berinvestasi pada barang-barang koleksi adalah
dengan menjual koleksi tersebut kepada pihak lain.
6.
Emas
Emas adalah
barang berharga yang paling diterima di seluruh dunia setelah mata uang asing
dari negara-negara G-7 (sebutan bagi tujuh negara yang memiliki perekonomian
yang kuat, yaitu Amerika, Jepang, Jerman, Inggris, Italia, Kanada, dan
Perancis). Harga emas akan mengikuti kenaikan nilai mata uang dari
negara-negara G-7. Semakin tinggi kenaikan nilai mata uang asing tersebut,
semakin tinggi pula harga emas. Selain itu harga emas biasanya juga berbanding
searah dengan inflasi. Semakin tinggi inflasi, biasanya akan semakin tinggi
pula kenaikan harga emas. Seringkali kenaikan harga emas melampaui kenaikan
inflasi itu sendiri.
7.
Mata Uang Asing
Segala macam
mata uang asing biasanya dapat dijadikan alat investasi.
Investasi dalam mata uang asing lebih beresiko dibandingkan dengan investasi dalam saham, karena nilai mata uang asing di Indonesia menganut sistem mengambang bebas (free float) yaitu benar-benar tergantung pada permintaan dan penawaran di pasaran. Di Indonesia mengambang bebas membuat nilai mata uang rupiah sangat fluktuatif.
Investasi dalam mata uang asing lebih beresiko dibandingkan dengan investasi dalam saham, karena nilai mata uang asing di Indonesia menganut sistem mengambang bebas (free float) yaitu benar-benar tergantung pada permintaan dan penawaran di pasaran. Di Indonesia mengambang bebas membuat nilai mata uang rupiah sangat fluktuatif.
8.
Obligasi
Obligasi
atau sertifikat obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah
maupun perusahaan, baik untuk menambah modal perusahaan atau membiayai suatu
proyek pemerintah. Karena sifatnya yang hampir sama dengan deposito, maka agar
lebih menarik investor suku bunga obligasi biasanya sedikit lebih tinggi
dibanding suku bunga deposito. Selain itu seperti saham kepemilikan obligasi
dapat juga dijual kepada pihak lain baik dengan harga yang lebih tinggi maupun
lebih rendah daripada ketika membelinya.
KESIMPULAN
Investasi
adalah penggunaan suatu aktiva untuk pertumbuhan kekayaan (accreation of
wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalti,dividen dan
uang sewa) untuk apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat lain bagi
perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan
perdagangan. Terdapat dua jenis investasi yakni investasi jangka pendek dan
investasi jangka panjang. Investasi lancar atau investasi jangka pendek
merupakan investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan dimiliki selama
setahun atau kurang. Investasi jangka panjang merupakan investasi yang
dimaksudkan untuk memperoleh pendapatan tetap dan untuk menguasai atau
mengendalikan perusahaan tersebut. Sebuah perusahaan yang membedakan antara
aktiva lancar dan tak lancar dalam laporan keuangannya harus menyajikan
investasi lancar sebagai aktiva lancar dan investasi jangka panjang sebagai
aktiva non lancar. Investasi yang diklasifikasikan sebagai aktiva tak lancar
harus dicatat dalam neraca berdasarkan biaya perolehan , kecuali jika harga
pasar investasi jangka panjang menunjukkan penurunan nilai dibawa biaya
perolehan secara signifikan dan permanen, perlu dilakukan penyesuaian atas
nilai investasi tersebut. Penilaian dalam hal ini dilakukan untuk masing-masing
investasi secara individual. Biaya perolehan suatu investasi mencakup biaya
perolehan lain disamping harga beli, seperti komisi broker, jasa bank dan
pungutan bursa efek. Piutang bunga, royalti, dividen, dan sewa sehubungan
dengan suatu investasi dianggap sebagai hasil (return) investasi tersebut. (firdaus, 2013)
DAFTAR PUSTAKA
http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2009/05/investasi-pengertian-dasar-jenis-dan.html (Diakses tanggal 21 Mei 2017).
http://www.tugasmakalah.com/2016/03/makalah-investasi.html (Diakses tanggal 21 Mei 2017).
http://rinidwilestari67.blogspot.co.id/2014/07/jurnal-investasi.html (Diakses tanggal 21 Mei 2017).
http://moehammadahrifirdaus.blogspot.co.id/2013/05/kata-pengantar-dan-daftar-isi.html (Diakses tanggal 21 Mei 2017).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.