@B33-ZAKI
ABSTRAK
National income (pendapatan
nasional) adalah salah satu aspek untuk menentukan tingkat perekonomian suatu
negara. Pendapatan nasional baru dapat dihitung setelah diketahui nilai dari
unsur-unsur ekonomi negara lainnya, antara lain GDP (Gross Domestic Product). Selain itu, dalam penghitungan pendapatan
nasional, dapat digunakan beberapa metode. Yaitu Metode Produksi, Metode
Pengeluaran, dan Metode Pendapatan. Dalam tulisan ini juga akan dijelaskan distribusi
pendapatan nasional di Indonesia pada provinsi-provinsi yang ada dan Pendapatan
Negara tahun 2017.
PENDAHULUAN
Pendapatan
nasional sangat erat hubungannya dengan ekonomi negara. Tingkat pendapatan
nasional sangat menentukan seberapa kuat perekonomian negara tersebut untuk
dapat menyejahterakan rakyatnya dan bersaing di kancah ekonomi internasional.
Lalu pertanyaan yang muncul adalah: Apa itu pendapatan nasional? Bagaimana cara
menentukannya? Kemudian bagaimana dengan tingkat pendapatan nasional dan
keadaan ekonomi negara Indonesia sendiri?
Masalah yang ada di negeri ini adalah rendahnya tingkat pendapatan nasional, sehingga keadaan ekonomi Indonesia dan penduduknya belum baik, yang kemudian berimbas pada masalah-masalah sosial lainnya seperti kemiskinan.
Masalah yang ada di negeri ini adalah rendahnya tingkat pendapatan nasional, sehingga keadaan ekonomi Indonesia dan penduduknya belum baik, yang kemudian berimbas pada masalah-masalah sosial lainnya seperti kemiskinan.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa Itu Pengertian Pendapatan Nasional ?
2.
Metode apa saja yang dilakukan untuk menentukan
Pendapatan Nasional ?
3.
Bagaimana dengan Distribusi Pendapatan Nasional
di Indonesia ?
4.
Seberapa besar Pendapatan Nasional Indonesia pada
tahun 2017 ?
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Pendapatan Nasional
Pendapatan
nasional adalah jumlah total dari semua nilai produk suatu negara baik yang
berbentuk barang atupun jasa yang dihasilkan ataupun diperoleh dari segala
sektor diantaranya sektor ekonomi, masyarakat maupun sektor ekonomi
pemerintahan dalam kurun waktu 1 tahun.. Istilah pendapatan nasional yang
hingga sekarang dipakai adalah suatu istilah yang umum dan luas. Istilah yang
paling sering dipakai untuk menerangkan konsep pendapatan nasional adalah
Produk Domestik Bruto (PDB)
2.
Metode Pendapatan Nasional
a.
Metode
Produksi
Metode
ini merupakan penjumlahan dari seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan
oleh seluruh sektor ekonomi baik masyarakat didalam negeri maupun dari luar
negeri dalam periode tertentu.
ISIC
(International Standard Industrial Classification) mengklasifikasikan
perekonomian Indonesia menjadi 9 sektor
atau lapangan usaha yang terbagi dalam tiga kelompok, diantaranya:
1)
Sektor Primer
·
Pertanian, Pertenakan, Kehutanan, dan Perikanan.
·
Pertambangan dan penggalian.
2)
Sektor Sekunder
·
Industri pengolahan.
·
Listrik, air, dan gas.
3)
Sektor Tersier
·
Perdagangan, Hotel, dan Restoran.
·
Pengangkutan dan telekomunikasi.
·
Jasa dan lain-lain.
Rumus Pendekatan Produksi adalah sebagai
berikut:
Y=(P1X Q1)+(P2X Q2)+….(PnX Qn)
Keterangan :
Y= Pendapatan nasional
P1= harga barang ke-1 Pn= harga barang ke-n
Q1= jenis barang ke-1 Qn= jenis barang ke-n
b.
Metode Pendapatan
Metode ini merupakan hasil
dari seluruh penerimaan yang diterima oleh pemilik faktor produksi dalam suatu
negara selama satu periode. Yang termasuk faktor produksi adalah tenaga kerja,
modal, tanah, dan keahlian/kewirausahaan.
Masing-masing dari faktor produksi akan menghasilkan pendapatan yang berbeda-beda, misalnya:
·
tenaga kerja dapat memperoleh gaji/upah,
·
pemilik modal akan mendapat bunga,
·
pemilik tanah dapat memperoleh sewa, dan
·
keahlian atau skill dapat memperoleh laba.
Rumus yang dapat dipakai adalah:
Y = r + w + i + p
Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
r = Pendapatan dari upah, gaji, dan lainnya
w = Pendapatan bersih dari sewa
i = Pendapatan dari bunga
p = Pendapatan dari keuntungan perusahaan dan usaha perorangan
c.
Metode Pengeluaran
Perhitungan dengan
menggunakan pendekatan pengeluaran dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh
pengeluaran berbagai sektor ekonomi, yaitu rumah tangga, pemerintah,
perusahaan, dan masyarakat luar negeri selama satu tahun.
Jenis pengeluaran dari
masing-masing pelaku ekonomi terdiri dari
·
Pengeluaran untuk konsumsi (C),
·
Pengeluaran untuk investasi (I),
·
Pengeluaran untuk pemerintah (G),
·
Pengeluaran untuk ekspor (X), dan impor (M).
Sehingga diperoleh rumus pendekatan pengeluaran sebagai berikut:
Y = C + I + G + ( X – M )
3.
Distribusi Pendapatan Nasional di Indonesia
a.
Distribusi Pendapatan Nasional yang Diterima Daerah
Terkaya
Berdasarkan data yang
dihimpun dari BPS, inilah provinsi dengan PBD perkapita tertinggi di Indonesia.
1)
Kota Bontang, Kaltim
PDB per kapita Kota Bontang tercatat sebesar Rp 368,05 juta. kekayaan
bontang mungkin dikarenakan terdapat perusahaan besar di antaranya perusahaan
besar Badak NGL (gas alam), Pupuk Kalimantan Timur (pupuk dan amoniak), dan
Indominco Mandiri (batu bara). Bontang juga memiliki kawasan industri
petrokimia dan merupakan kota yang berorientasi di bidang industri, jasa serta
perdagangan.
2)
Kabupaten Mimika, Papua
Kabupaten Mimika menduduki posisi ke 2 dalam daftar daerah terkaya di
indonesia.kabupaten yang beribukota di timika ini membukukan PDB Rp.295juta
/kapitanya.di mimika terdapat sebuah perusahaan tambang terbesar di
indonesia,yaitu Freeport
3)
Jakarta Pusat, DKI Jakarta
Jakarta Pusati Berada di posisi ke 3 dengan membukukan PDB Rp.224,41juta
/Kapita.sebagai kota tempat ibukota negara dan pusat pemerintahan jakarta pusat
diuntungkan sektor bisnis dan jasa yang berkembang pesat di kota ini
4)
Kota Kediri, Jawa Timur
Kota Kediri di Jawa Timur mencatatkan PDB per kapita Rp 202,33 juta, atau
menempati urutan keempat terbesar. Di kota kediri beroperasi pabrik rokok
besar, PT Gudang Garam Tbk.
5)
Kabupaten Siak, Riau
Di urutan ke 5 ada Kabupaten Siak di Provinsi Riau,kabupaten ini memiliki
PDB Rp.156,35 juta /kapitanya.kabupaten yang terletak di tepian selat malaka
ini letaknya sangat dekat dengan singapura dan malaysia.sektor ekonomi yang
berkembang di kabupaten siak yaitu perdagangan dan jasa serta pertambangan.
6)
Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat
Di posisi ke 6 ada Kabupaten Sumbawa Barat,di Provinsi NTB.daerah ini
memiliki PDB sebesar Rp.128 juta /kapitanya.di kabupaten ini terdapat salah
satu perusahaan tambang terbesar di indonesia,yaitu PT.Newmont Nusa
Tenggara(NNT).
b.
Distribusi Pendapatan Nasional yang Diterima
Provinsi Termiskin
Yang dimaksud dengan
penduduk miskin adalah mereka yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita
per bulan di bawah garis kemiskinan.
Jika membandingkan
antar daerah, BPS mencatat sejumlah wilayah masih menghadapi persoalan
kemiskinan yang tinggi. Bahkan, angka kemiskinan yang tertinggi itu justru
terjadi di wilayah dengan kekayaan sumber alam melimpah, seperti Papua dan
Papua Barat. Prosentase angka kemiskinannya mencapai 34-36 persen, jauh lebih
besar dibandingkan rata-rata kemiskinan nasional sebesar 13,33 persen.
Selain Papua,
propinsi lain yang memiliki prosentase penduduk miskin tinggi adalah Maluku
27,74%,Sulawesi Barat 23,19%, Nusa Tenggara Timur 23,03%, Nusa Tenggara Barat
21,55 %, Aceh 20,98%, Bangka Belitung 18,94%, Gorontalo 18,70%, dan Sumatera
Selatan 18,30%. Jumlah penduduk di propinsi-propinsi tersebut yang memang tidak
sebanyak di Jawa, tetapi secara prosentase dibandingkan total penduduk di
wilayah tersebut, kelompok orang miskinnya sangat tinggi.
4.
Pendapatan Nasional Indonesia tahun 2017
Dilansir
dari kemenkeu.go.id,- Dewan Perwakilan Rakyat telah mengesahkan Undang-Undang (UU)
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 pada Rabu (26/10/2016).
Dalam UU APBN 2017, pendapatan negara ditetapkan sebesar Rp1.750,3 triliun
Untuk
tahun 2017, pendapatan negara akan semakin bertumpu pada penerimaan perpajakan,
yang mencapai 85,6 persen dari total pendapatan negara. Penerimaan perpajakan
dalam APBN 2017 ditargetkan sebesar Rp1.489,9 triliun.
Selain
itu, pemerintah juga terus berupaya mengoptimalkan Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP), yang dalam APBN 2017 ditargetkan sebesar Rp250 triliun.
“Penerimaan Negara Bukan Pajak trennya juga semakin lama semakin besar,” kata
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers mengenai APBN 2017
di Aula Djuanda Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (27/10).
Pada
tahun 2017, belanja subsidi akan diarahkan agar lebih tepat sasaran, melalui
efisiensi dan efektivitas subsidi energi. “Ketepatan sasaran menjadi tema yang
penting, (kalau pun) jumlahnya dinaikkan (akan dilakukan) dengan sangat
hati-hati, karena yang lebih penting adalah masalah desainnya,” jelas Menteri keuangan.
Daftar Pustaka:
Genzar, Langitantyo Tri. 2015. “Pendapatan
Nasional Dalam Ekonomi di Indonesia”.http://langitan-gezar.blogspot.co.id/2015/02/pendapatan-nasional-dalam-ekonomi.html (Diakses tanggal 8 Mei 2017)
Anonim. 2016. “3 Metode Perhitungan
Pendapatan Nasional Beserta Contohnya”. http://www.akuntansilengkap.com/ekonomi/3-metode-perhitungan-pendapatan-nasional-beserta-contohnya/ (Diakses tanggal 8 Mei 2017)
Anonim. 2012. “Pendapatan Nasional dan Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia”. http://sepengetahuan-ku.blogspot.co.id/2012/11/pendapatan-nasional-dan-pertumbuhan.html (Diakses tanggal 8 Mei 2017)
Anonim. 2013. “7 Terkaya dan 7 Termiskin di
Indonesia”. https://www.kaskus.co.id/thread/51b76ea541cb17f318000003/7-terkaya-dan-7-termiskin-di-indonesia/ (Diakses tanggal 8 Mei 2017)
Anonim. 2016. “APBN 2017: Pendapatan Negara
Rp1.750,3 Triliun, Belanja Negara Rp2.080,5 Triliun”. http://www.kemenkeu.go.id/Berita/apbn-2017-pendapatan-negara-rp17503-triliun-belanja-negara-rp20805-triliun (Diakses tanggal 8 Mei 2017)
terima kasih
BalasHapus