BAB
1
PENDAHULUAN.
Latar Belakang
ASEAN (Association Of Southeast Asian Nation)
merupakan suatu organisasi yangtelah menjadi bagian dari sistem internasional.
Salah satu organisasi yang telah menjadi bagian internasional adalah
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Oleh kerena itu banyak hal yang dapat menjadi pokok bahasan mengenai MEA seperti tantangan, hambatan, peluang serta harapan dalam perjalanan organisasi yang menjadi suatu problema sehinggaadanya keinginan untuk berinteraksi dalam menghadapi MEA tahun 2015. ASEANsebenarnya organisasi regional tertutup karena keanggotaannya hanya terdiri dari negara-negara Asia Tenggara.ASEAN sendiri terbentuk pada tanggal 8 Agustus 1967 yang bertempat di Bangkok,dimana yang menandatangani organisasi tersebut merupakan lima menteri luar negeri sertalima negara. Dimana kelima negara tersebut antara lain Indonesia, Filipina, Malaysia,Singapura, dan Thailand. Sedangkan lima negara lainnya yang bergabung secara tidak bersamaan dimulai dari negara Brunei Darussalam yaitu pada tanggal 8 januari 1984,Vietnam pada tanggal 28 juli 1995, Laos dan Myanmar pada tanggal 23 juli 1997, danKamboja pada tanggal 30 april 1999.ASEAN dilatar belakangi oleh ketidakstabilan ekonomi dan adanya persamaannasib antar negara-negara Asia Tenggara yang semuanya hampir mengalami penjajahan(kecuali Thailand). ASEAN memiliki tujuan yang mulia yakni sebagai badan kerjasama
Oleh kerena itu banyak hal yang dapat menjadi pokok bahasan mengenai MEA seperti tantangan, hambatan, peluang serta harapan dalam perjalanan organisasi yang menjadi suatu problema sehinggaadanya keinginan untuk berinteraksi dalam menghadapi MEA tahun 2015. ASEANsebenarnya organisasi regional tertutup karena keanggotaannya hanya terdiri dari negara-negara Asia Tenggara.ASEAN sendiri terbentuk pada tanggal 8 Agustus 1967 yang bertempat di Bangkok,dimana yang menandatangani organisasi tersebut merupakan lima menteri luar negeri sertalima negara. Dimana kelima negara tersebut antara lain Indonesia, Filipina, Malaysia,Singapura, dan Thailand. Sedangkan lima negara lainnya yang bergabung secara tidak bersamaan dimulai dari negara Brunei Darussalam yaitu pada tanggal 8 januari 1984,Vietnam pada tanggal 28 juli 1995, Laos dan Myanmar pada tanggal 23 juli 1997, danKamboja pada tanggal 30 april 1999.ASEAN dilatar belakangi oleh ketidakstabilan ekonomi dan adanya persamaannasib antar negara-negara Asia Tenggara yang semuanya hampir mengalami penjajahan(kecuali Thailand). ASEAN memiliki tujuan yang mulia yakni sebagai badan kerjasama
dibidang ekonomi, politik, sosial budaya untuk
menciptakan stabilitas dan kedamaian dikawasan Asia Tenggara berdasarkan piagam
PBB.Cita-cita integrasi ASEAN kini lebih jelas setelah para kepala negara
menetapkankomunitas ASEAN (ASEAN Community) yang tercantum dalam Concord II
yangdidasarkan atas tiga pilar, yaitu komunitas keamanan ASEAN
(ASCC),KomunitasEkonomi ASEAN (MEA/AEC) dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN
(ASCC). Namundalam perjalanannya, MEA adalah tujuan akhir dari keinginan
berintegrasi di AsiaTenggara.Pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
merupakan salah satu pilar pendukung pondasi terciptanya ekonomi
ASEAN 2015. Salah satu alasan terbentuknyakomunitas ekonomi ini disebabkan oleh
keadaan yang selama ini menggambarkankelemahan institusi ASEAN. Dimana
institusi ini tidak cukup memiliki kewenangan atauotoritas dalam menetukan
berbagai masalah kebijakan ekonomi yang justru sangatdiperlukan saat ini.
B. Permasalahan
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka yang
menjadi permasalahan adalah:
1. Bagaimana tantangan, hambatan, dan peluang di
Indonesia dalam MasyarakatEkonomi ASEAN 2015?
C. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan tidak terjadi penyimpangan dari
tujuan penulisan, maka adanya pembatasan masalah pada Indikator Produk
Domestik Bruto (PDB)/kapita 10 negaraanggota Asean.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan-tujuannya adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana tantangan, hambatan, dan
peluang Indonesiadalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
2. Untuk mengetahui posisi indonesia termasuk
Kalimantan Barat di MasyarakatEkonomi ASEAN (MEA) 2015.
3. Untuk mengetahui Ekspor dan Impor indonesia di
Masyarakat EkonomiASEAN (MEA) 2015.
4. Untuk mengetahui Indikator Produk Domestik Bruto
(PDB)/Kapita 10 Negaraanggota ASEAN.
Kemudian, selanjutnya pada pertemuan dengan Menteri
EKonomi ASEAN yang telah diselenggarakan di bulan Agustus 2006 yang ada di
Kuala Lumpur, Malaysia mulai bersepakat untuk bisa memajukan masyarakat Ekonomi
ASEAN atau MEA dengan memiliki target yang jelas dan terjadwal dalam
pelaksanaannya.
Di KTT ASEAN yang ke-12 di bulan Januari 2007, para
pemimpin mulai menegaskan komitmen mereka tentang melakukan percepatan
pembentukan komunitas ASEAN di tahun 2015 yang telah diusulkan oleh ASEAN
Vision 2020 dan ASEAN Concord II, dan adanya penandatanganan deklarasi CEBU
mengenai percepatan pembentukan komunitas ekonomi ASEAN di tahun 2015 dan untuk
melakukan pengubahan ASEAN menjadi suatu daerah perdagangan yang bebas barang,
investasi, tenaga kerja terampil, jasa dan aliran modal yang lebih bebas lagi.
Apa tujuan diadakannya MEA?
Tujuan utama MEA 2015 yang ingin menghilangkan secara
signifikan hambatan-hambatan kegiatan ekonomi lintas kawasan tersebut,
diimplementasikan melalui 4 pilar utama, yaitu
ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi
internasional (single market and production base) dengan elemen aliran bebas
barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal yang lebih
bebas
ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi yang
tinggi (competitive economic region), dengan elemen peraturan kompetisi,
perlindungan konsumen, hak atas kekayaan intelektual, pengembangan
infrastruktur, perpajakan, dan e-commerce;
ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan ekonomi yang
merata (equitable economic development) dengan elemen pengembangan usaha kecil
dan menengah, dan prakarsa integrasi ASEAN untuk negara-negara CMLV (Cambodia,
Myanmar, Laos, dan Vietnam); dan
ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh
dengan perekonomian global (integration into the global economy) dengan
elemen pendekatan yang koheren dalam hubungan ekonomi di luar kawasan, dan
meningkatkan peran serta dalam jejaring produksi global.
Apakah MEA memberikan peluang untuk Indonesia?
Bagi Indonesia, keberadaan MEA menjadi babak awal
untuk mengembangkan berbagai kualitas perekonomian di kawasan Asia Tenggara
dalam perkembangan pasar bebas di akhir 2015. MEA menjadi dua sisi mata uang
bagi Indonesia : satu sisi menjadi kesempatan yang baik untuk menunjukkan
kualitas dan kuantitas produk dan sumber daya manusia (SDM) Indonesia kepada
negara-negara lain dengan terbuka, tetapi pada sisi yang lain dapat menjadi
boomerang untuk Indonesia apabila Indonesia tidak dapat memanfaatkannya dengan
baik.
MEA akan menjadi kesempatan yang baik karena hambatan
perdagangan akan cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal tersebut
akan berdampak pada peningkatan eskpor yang pada akhirnya akan meningkatkan GDP
Indonesia.
Pada sisi investasi, kondisi ini dapat menciptakan
iklim yang mendukung masuknya Foreign Direct Investment (FDI) yang dapat
menstimulus pertumbuhan ekonomi melalui perkembangan teknologi, penciptaan
lapangan kerja, pengembangan sumber daya manusia (human capital) dan akses yang
lebih mudah kepada pasar dunia.
Lalu apa yang menjadi hambatan dan risiko bagi
Indonesia dengan adanya MEA?
Dengan adanya perdagangan bebas, kita mampu
meningkatkan ekspor akan tetapi kita juga harus waspada akan resiko kompetisi
(competition risk) yang muncul dengan banyaknya barang impor yang akan mengalir
dalam jumlah banyak ke Indonesia yang akan mengancam industri lokal dalam
bersaing dengan produk-produk luar negri yang jauh lebih berkualitas. Hal ini
pada akhirnya akan meningkatkan defisit neraca perdagangan bagi Indonesia
sendiri.
Dari sisi investasi, Indonesia masih memiliki tingkat
regulasi yang kurang mengikat sehingga dapat menimbulkan tindakan eksploitasi
dalam skala besar terhadap ketersediaan sumber daya alam oleh perusahaan asing
yang masuk ke Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah sumber daya alam
melimpah dibandingkan negara-negara lainnya. Tidak tertutup kemungkinan juga
eksploitasi yang dilakukan perusahaan asing dapat merusak ekosistem di
Indonesia, sedangkan regulasi investasi yang ada di Indonesia belum cukup kuat
untuk menjaga kondisi alam termasuk ketersediaan sumber daya alam yang
terkandung.
Bagaimana MEA akan mempengaruhi dunia ketenagakerjaan?
Dari aspek ketenagakerjaan, terdapat kesempatan yang
sangat besar bagi para pencari kerja karena dapat banyak tersedia lapangan
kerja dengan berbagai kebutuhan akan keahlian yang beraneka ragam. Selain itu,
akses untuk pergi keluar negeri dalam rangka mencari pekerjaan menjadi
lebih mudah bahkan bisa jadi tanpa ada hambatan tertentu. MEA juga menjadi
kesempatan yang bagus bagi para wirausahawan untuk mencari pekerja terbaik
sesuai dengan kriteria yang diinginkan.
Tapi perlu diingat bahwa hal ini dapat memunculkan
risiko ketenagakarejaan bagi Indonesia. Dilihat dari sisi pendidikan dan
produktivitas, Indonesia masih kalah bersaing dengan tenaga kerja yang berasal
dari Malaysia, Singapura, dan Thailand serta fondasi industri yang bagi
Indonesia sendiri membuat Indonesia masih berada pada peringkat keempat di
ASEAN.
Permasalahan yang ada dari sisi tenaga kerja tidak
terlepas dari kualitas yang rendah, seperti tingkat pendidikan dan keahlian
yang belum memadai. Dari data yang dilansir Tempo, jumalah tenaga kerja
Indonesia pada Februari 2014 sebesar 125,3 juta orang dengan jumlah pekerja
11,2 orang. Namun, ini tidak dapat diimbangi dengan kualitas pendidikan yang
dimiliki oleh pekerjanya. Mayoritas tenaga kerja Indonesia masih berpendidikan
sekolah dasar dan lebih banyak bekerja di sektor informal.
Bagaimana mempersiapkan tenaga kerja Indonesia dalam
menghadapi MEA 2015?
Indonesia harus melihat MEA sebagai peluang yang
terbuka untuk memperbaiki kualitas SDM yang ada dengan meningkatkan daya saing,
menyediakan pendidikan dan kesehatan yang memadai, dan memberikan edukasi
terhadap pentingnya MEA 2015.
Pemerintah Indonesia harus mampu mendorong diadakan
pelatihan keterampilan karena mayoritas tenaga kerja Indonesia kurang dalam
kecerdasan sikap, kemampuan berbahasa Inggris dan pengoperasian komputer.
Meskipun peran dominan dalam meningkatkan kualitas
menjadi milik pemerintah, bukan berarti seluruh tanggung jawab berada di tangan
pemerintah. Justru sebaliknya, perlu kesadaran bahwa efek dari MEA akan
dirasakan langsung oleh masyarakat dan tanggung jawab untuk berpartisipasi dan
mempersiapkan diri menjelang 2015 menjadi milik bersama.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.