.

Senin, 19 Juni 2017

INFLASI


OLEH : NAJIB PASSA AZHARI

Definisi
Inflasi adalah proses kenaikan harga – harga umum barang – barang secara terus – menerus. Ini tidak berarti bahwa harga – harga berbagai macam barang itu naik dengan persentase yang sama.
Mungkin dapat terjadi kenaikan tersebut tidaklah bersamaan. Yang penting terdapat kenaikan harga umum barang secara terus – menerus selama satu periode tertentu.
Kenaikan harga ini diukur dengan menggunakan indeks harga. Beberapa indeks harga yang sering digunakan untuk mengukur inflasi antara lain:
a.    Indeks biaya hidup (consumer price index)
Indeks biaya hidup mengukur biaya atau pengeluaran untuk membeli sejumlah barang dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga untuk keperluan hidup. Angka penimbang biasanya didasarkan atas besarnya persentase pengeluaran untuk barang tertentu terhadap pengeluaran keseluruhan. Laju inflasi dapat dihitung dengan cara menghitung persentase kenaikan atau penurunan indeks harga dari tahun ke tahun.
b.    Indeks harga perdagangan besar (wholesale price index)
Indeks perdagangan besar menitikberatkan pada sejumlah barang pada tingkat perdagangan besar. Ini berarti harga bahan mentah, bahan baku atau setengah jadi masuk dalam perhitungan indeks harga.
c.    GNP deflator
GNP deflator diperoleh dengan membagi GNP nominal (atas dasar harga berlaku) dengan GNP riil (atas dasar harga konstan).

GNP deflator =  GNP Nominal   x 100
                                                  GNP Riil
 Jenis – jenis inflasi
a.    Jenis inflasi menurut sifatnya
1)     Merayap (creeping inflation)
Biasanya creeping inflation ditandai dengan laju inflasi yang rendah (kurang dari 10% per tahun).
2)      Inflasi menengah ( galloping inflation)
Inflasi menengah (galloping inflation) ini ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar (biasanya double digit atau bahkan triple digit) dan kadangkala berjalan dalam waktu yang relative pendek serta mempunyai siat akselerasi.
3)     Inflasi tinggi ( hyper inflation)
Inflasi tinggi merupakan inflasi yang paling parah akibatnya. Harga – harga naik sampai 5 atau 6 kali. Masyarakat tidak lagi berkeinginan untuk menyimpan uang. Nilai uang merosot dengan tajam sehingga ingin ditukarkan dengan barang. Perputaran uang makin cepat, harga naik secara akselerasi. Biasanya keadaan ini timbul apabila pemerintah mengalami defisit anggaran belanja.
b.    Jenis inflasi menurut sebabnya
1)   Demand – pull inflation
Inflasi ini timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat. Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total barang bertambah (aggregate demand) sedangkan ongkos produksi naik.  
2)   Cost – push inflation
Cost push inflation biasanya ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya produksi. Keadaan ini timbul biasanya dimulai dengan adanya penurunan dalam penawaran total (aggregate supply) sebagai akibat kenaikan biaya produksi. 
c.    Inflasi berdasarkan sumber atau penyebab
1.    Inflasi tarikan permintaan
Inflasi ini terjadi apabila sektor perusahaan tidak mampu dengan cepat melayani permintaan masyarakat yang wujud dalam pemasaran. Masalah kekurangan barang akan berlaku dan ini akan mendorong kepada kenaikan harga – harga. Inflasi ini biasanya berlaku pada ketika perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi berjalan dengan pesat
2.    Inflasi desakan biaya
Inflasi desakan biaya adalah masalah kenaikan harga – harga dalam perekonomian yang disebabkan oleh kenaikan biaya produksi sebagai akibat kenaikan harga bahan mentah atau kenaikan upah.  Pertambahan biaya produksi akan mendorong perusahaan – perusahaan menaikkan harga, walaupun mereka harus mengambil resiko akan menghadapi pengurangan dalam permintaan barang – barang yang diproduksinya.
3.    Inflasi di impor
Inflasi di impor ini terjadi karena kenaikan harga – harga yang disebabkan oleh kenaikan harga barang impor yang digunakan sebagai bahan mentah produksi dalam negeri.

Efek yang ditimbulkan dari Inflasi
Inflasi dapat mempengaruhi distribusi pendapatan, alokasi faktor produksi serta produk nasional.
a.    Efek terhadap pendapatan(Equity Effect)
Efek terhadap pendapatan sifatnya tidak merata, ada yang dirugikan dan ada pula yang diuntungkan dengan adanya inflasi. Seseorang yang memperoleh pendapatan tetap akan dirugikan oleh adanya inflasi. Sebaliknya, pihak – pihak yang mendapat keuntungan dengan adanya inflasi adalah mereka yang memperoleh kenaikan pendapatan dengan persentase yang lebih besar dari laju inflasi.
b.    Efek terhadap Efisiensi (Efficiency Effects)
Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor – faktor produksi. Perubahan ini dapat terjadi melalui kenaikan permintaan akan berbagai macam barang yang kemudian dapat mendorong terjadinya perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu sehingga mengakibatkan alokasi faktor produksi menjadi tidak efisien.
c.    Efek terhadap Output ( Output Effects)
Dalam menganalisa kedua efek di atas (equity dan efficiency effects) digunakan suatu anggapan bahwa output tetap. Hal ini dilakukan agar dapat diketahui efek inflasi terhadap distribusi pendapatan dan efisiensi dari jumlah output tertentu tersebut. [7]
d.    Inflasi dan perkembangan ekonomi
Inflasi yang tinggi tingkatnya tidak akan menggalakkan perkembangan ekonomi. Biaya yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik modal biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Antara lain tujuan ini dicapai dengan pembeli harta – harta tetap seperti tanah, rumah dan bangunan.
e.    Inflasi dan kemakmuran masyarakat
Disamping menimbulkan efek buruk atas kegiatan ekonomi negara, inflasi juga dapat menimbulkan efek – efek berikut dari individu kepada masyarakat.
1)       Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang – orang yang berpendapatan tetap.
2)       Inflasi akan mengurangi niali kekayaan yang berbentuk uang.
3)       Memperburuk pembagian kekayaan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.